Sabtu, April 18, 2009

Kemenangan Hakiki


Pemilu sudah berlalu, penghitungan tinggal menunggu hasil, meski perkiraan suara sudah ada ditangan. Bisa jadi hasil tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Bisa jadi sangat jauh dibawah perkiraan angka dan bisa jadi diatas perkiraan angka. Sudah banyak sekali dampak yang terjadi dari hasil perkiraan tersebut yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, banyak media memberitakan banyak caleg yang lantas stress, bunuh diri, berbuat anarkis, menyegel pasar, menyegel rumah, bahkan menarik kembali barang pemberiannya. Semua itu bisa terjadi lantaran rasa frustasi dan kecewa terhadap seseorang, yang diharapkan memberikan dukungan ternyata malah memberikan dukungannya kepada pihak lain. Wajar saja mereka meluapkan emosinya seperti itu.

Mari kita bedah kenapa fenomena seperti itu bisa terjadi. Yang pertama yang saya sampaikan bahwa masyarakat masih memilih pemimpin itu seseorang yang memberkan imbalan akan pilihannya alias dibeli. Ini fenomena terbesar yang sedang melanda ditengah-tengah masyarakat. Siapa yang memberi dialah yang dipilih. Padahal bisa jadi ada orang yang memberi terlebih dahulu tapi tidak jelas akadnya, memberi ya sekedar memberi tidak ada beban psikologis untuk memberikan suaranya. Meskipun sama-sama memberi tapi beda persepsi.

Tidak ada teman yang sejati dan musuh yang abadi dalam berpolitik. Seiring dengan waktu maka semakin berganti pula arah politiknya. Bahkan politik ini tidak memandang apa dia saudara apa dia bukan, dengan politik seseorang bisa dibutakan mata hatinya.

Banyak fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, tugas seorang aktifis politik atau orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai demikrasi hendaknya senantiasa memberikan contoh dan pembelajaran bagaimana berpolitik yang ideal dengan tidak mengikuti arus politik yang membutakan. sebagai contoh tidak larut dalam ikut membagikan uang untuk kepentingan praktis, agar ia memilihnya.

Kemenangan tidak hanya diukur dari banyak nya prosentase perolehan suara. Melainkan kemenangan juga dilihat dari bagaimana ia berproses dalam menjalankan aktifitas politiknya. Kemenangan sejati adalah dimana ia menjalankan politiknya tanpa terkotori tangan-tangan yang melanggar aturan. Kemenangan sejati adalah dimana ia menjadi pilihan yang murni dari rakyat yang tak minta balas budi. Kemenangan sejati adalah dimana ia menjadi cahaya yang senantiasa menerangi dari gelapnya arus demokrasi. Kemenangan sejati adalah kemenangan yang bisa membawa berkah negeri ini, untuk bangkit kembali. /IA-Klaten

1 komentar:

  1. Kemenangan tidak hanya diukur dari banyak nya prosentase perolehan suara. Melainkan kemenangan juga dilihat dari bagaimana ia berproses dalam menjalankan aktifitas politiknya.
    ***********************************************

    Setuju!

    BalasHapus