This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Cara Mengkonsumsi Madu

Madu Java Honey.

Senin, November 27, 2006

Panah Asmara Aktifis Dakwah

Ketika interaksi ikhwan - akhwat semakin cair, maka getar-getar cinta kian bertubi-tubi meluncurkan panah asmaranya. Tidak bisa dihindarkan, ketika panah tadi sudah menancap dalam dada ikhwan - akhwat. Api asmarapun kian merebak seantero aktivis dakwah. Kita memahami betul, bahwa aktifis dakwah juga manuasia. Mereka punya nafsu, dan sangat manusiawi ketika dari kalangan aktifis dakwah saling menjatuhkan cintanya.
Perlu ada etika ketika para aktifis dakwah sedang disibukkan dengan aktifitas panah memanah. yaitu dari sisi syariat. Prinsip adalah prinsip, tidak bisa ditawar. Jangan bermain secara sembunyi layaknya para pemuda jahiliyah. Jangan pernah berbohong, karena dengan satu kebohongan akan menyusul kebohongan yang lain. Jangan pernah berduaan, karena bisa jadi dengan berduaan bisa muncul yang ketiga - meskipun selang 9 bulan 10 hari. Tetaplah dalam koridor syar'i.
Mintalah nasehat dari orang yang kita anggap sebagai guru kita, dengarkan setiap petuah yang keluar dari lidahnya yang hanif. Ikuti nasehatnya, bisa jadi beliau pernah menemui kasus yang sama, dari dirinya ataukah dari teman seperjuangan pada masa beliau. Sampaikan secara terus terang tanpa ada yang disembunyikan.
Tiap jaman akan ada kasus panah-panah asmara. Orang yang mampu bertahan tetap dalam koridor akan mempunyai nilai keberhasilan. Orang yang tidak mampu melawan gejolak syahwat, akan mundur dari peredaran dakwah. Apabila anda - yang membaca - telah terlancur mundur dari dakwah, segeralah hubungi murobbi.

Kamis, November 09, 2006

SMS Cinta

Semakin berkembangnya teknologi, maka orang sudah tidak asing lagi atau gagap dalam penggunaannya. Banyak hal yang dapat kita lakukan dengan teknologi tersebut. Kita akan mampu bercakap dengan seseorang meskipun jarak yang berjauhan. kita dapat mengirim surat atau tulisan hanya membutuhkan beberapa menit saja. Semua serba bisa dan serba cepat.
Acapkali penggunaan teknologi ini juga untuk kepentingan "cinta". mulai dari berkenalan, iseng, sampai melepas rindu. Semua bisa dilakukan. Banyak orang menggunakan teknologi untuk mengirim SMS, terutama dalam masalah cinta. Maka sering kita sebut dengan SMS cinta. Tiap SMS yang dikirim maka akan langsung mendapatkan jawabannya dengan segera. Berbeda dengan Surat via pos, kita akan menunggu berminggu-mingu untuk sekedar mendapatkan balasannya.
Yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan media itu, jangan sampai malah membuat kita terlena. Dan kita terbuai dibuatnya. Maka harus ada pembatasan dari dalam diri kita. Selama masih bisa dipertanggungjawabkan, bagi saya itu boleh boleh saja.

Sabtu, November 04, 2006

Syawal dengan Cinta

Ramadhan telah berlalu, sekarang (saat penulis membuat tulisan) adalah bulan syawal. Aktifitas Ramadhan masih membekas dalam setiap aktifitas kita. Puasanya, tilawahnya, sholat malamnya, dan tidak lupa menebar cintanya. jangan sampai amal yang kita lakukan dibulan Ramadhan, setelah ramadhan selesai amalan tersebut kita tinggalkan dan kita lupakan. Sungguh jahatnya kita. Tapi sebagai ungkapan cinta kita terhadap ramadhan, maka kita hendaknya menghadirkan nuansa ramadhan tersebut di bulan-bulan yang bukan Ramadhan.
Sebagai ungkapan cinta kita pada bulan Ramadhan, kita jadikan syawal ini (salah satunya) sebagai bulan cinta juga. Karena apa, seperti yang saya bilang tadi jangan memcampakkan amal Ramadhan setelah bulan Ramadhan usai.
Saya kira sudah cukup jelas kenapa kita menghidupkan bulan-bulan lain seperti halnya bulan Ramadhan. tidak lain dan tidak bukan karena kecintaan kita terhadap bulan Ramadhan itu, agar kita juga di cintai Allah ta'ala juga. Keren bok.... jadi anak sholeh.

Jumat, November 03, 2006

Kesalahan yang kian terulang

Entah sudah berapa kali ku mengulang kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya. Kesalahan yang kian lama kian meledak, seperti meledaknya bom atom di hirosima dan nagasaki. Dan korban utamanya tidak lain dan tidak bukan adalah aku sendiri. Sangat ironis memang, kesalahan yang seharusnya bisa menjadi pelajaran tidak juga menjadikan ilmu untuk perbaikan, malahan menjadikannya sebagai pengalaman yang kian lama semakin piawai untuk melakukannya lagi.

Sudah matikah hati ini hingga hati ini tidak mampu merasakan bahwa kesalahan yang telah terjadi untuk kesekian kali itu suatu kesalahan yang besar. Suatu kesalahan yang hanya mampu diampuni dengan taubat nashuha. Suatu kesalahan yang hanya membawa kepada kehinaan diri. Suatu kesalahan yang hanya menghantarkan kepada kerendahan nurani.

Semuanya mengalir begitu saja, seperti mengalirnya magma merapi yang siap membakar semua yang dilaluinya tanpa belas kasihan. Semuanya terasa ringan seperti kabut asap yang beterbangan tanpa dosa yang membuat banyak manusia sesak nafas. Kesalahan itu terasa ringan, ringan, dan ringan.

Orang yang membuat kesalahan yang kesekian kalinya termasuk orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu. Sebaik-baik manusia adalah dia yang mampu meramu tiap apa yang dialaminya menjadi suatu yang bermanfaat untuk orang disekitar, baik peristiwa buruk maupun peristiwa baik kita.

Aku harus banyak-banyak berguru pada alam, yang banyak memberikan pelajaran akan akibat ulah tangan dan kejahilan manusia. Sudah saatnya aku harus menata hidup ini menjadi lebih teratur, tertib, dan rapi. Sudah saatnya.

AKU, ADA APANYA

Inilah Aku

Banyak orang yang beranggapan bahwa aku adalah orang yang senantiasa ceria, murah senyum, tanpa masalah, dan orang yang pinter bikin banyolan. Itulah aku, menurut pandangan orang. Sebenarnya tidak sesederhana itu, aku sendiri juga tidak terlalu memahami tentang diriku. Semua ini bermula ketika aku mulai beranjak kuliah. Dulu yang aku tahu, diriku itu pendiam, tidak suka bercanda, amat serius, suka main kerumah temen, dan masih banyak lagi.

Tidak ada yang begitu memahami diriku selain aku sendiri. Semua yang ada padaku – menurut persepsi temen – bisa jadi untuk menutupi segala kekurangan yang ada pada diriku. Aku bukan orang istimewa, aku adalah orang yang biasa-biasa saja. Dan inilah yang aku inginkan, menjadi orang yang biasa. Biasa ngaji, biasa dakwah, biasa silaturahmi, biasa menasehati, biasa menyebarkan salam, biasa menolong orang, dan biasa yang lain-lainnya. Semoga . . .

Awalku mengenal Tarbiyah

Seperti yang aku ungkapkan diatas, memang bermula dari kampus. Aku mengenal tarbiyah ini di kampus. Mulai dari kajian kos-kosan, ikut KAMMI, ikut UKI. Semua bermula dari situ. Materi pertama darussabab (Peranan pemuda) disebuah ruang tamu empat kali empat bersama beberapa orang yang baru masuk kos. Memang awalnya tidak tahu, yang aku tahu hanya kajian rutin dalam pembinaan generasi muda, aku ikuti terus, dan akupun enjoy disitu.

Aktivis Dakwah

Banyak orang yang mengklaim mahasiswa yang berkecimpung di organisasi dengan asas islam dan menyebarkan nilai-nilai islam sebagai aktivis dakwah. Maka akupun terklaim juga sebagai aktivis dakwah. Karena aku masuk dalam organisasi itu. Dan disini adalah karir dakwah kampusku dimulai.
Banyak kenangan yang bisa aku dapatkan disana, bersama saudara seiman mengarungi perjalanan dengan bendera islam. Sungguh sangat luar biasa kenangan itu. Bikin kegiatan, nyari donatur, bikin usaha, bermanis-manis sama mahasiswa baru, nyari base camp, dan seterusnya.

Dari dauroh satu ke dauroh yang lain. semua punya tujuan yang sama, agar islam tegak kembali dimuka bumi ini. Akupun ikut mengalir bersama derasnya arus dakwah kampus. Baik organisasi internal maupun eksternal kampus.

Disini aku mulai belajar mengenal diriku dan lingkunganku. Memang semua terasa mengalir begitu saja, hingga sampai saat ini, terasa, entah ada sesuatu yang belum sempurna dalam setiap amanah itu. Masih banyak yang seharusnya kudapatkan, belum aku dapatkan. Dan semua sudah berlalu, tinggal kenangan. Dan semoga sedikit pelajaran tentang dakwah kampus itu, menjadi bekal buatku mewarnai keluarga dan masyarakat disekitar rumahku kelak.

Mimpi – mimpiku

Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esuk, begitu kata-kata indah yang sering terdengar dalam telingaku. Sebuah ungkapan yang menurutku mengisaratkan bahwa manusia hendaklah mempunyai harapan, cita-cita, dan keinginan. Dan itu semua haruslah dimunculkan sedini mungkin. Dan yang pasti harus optimis akan terealisasikannya harapan, cita-cita, serta keinginan tersebut. Sudah barang tentu dengan usaha untuk mewujudkannya serta diiringan dengan do’a.

Ada beberapa mimpi yang hendaknya aku tuangkan didalam tulisan ini. Setiap orang pasti punya mimpi yang berbeda-beda, kalaupun ada keinginan maupun kejadian yang sama dengan orang lain, itu adalah sebuah kebetulan semata. Bukan bermaksud menyamakan keinginan, harapan, cita-cita, bisa jadi memang sudah punya keinginan, harapan serta cita-cita yang sama.

1. Membangun kerajaan kecil
Banyak orang mengatakan bahwa kampus merupakan miniatur suatu negara. Dikampus kita dilatih untuk bergaul dengan berbagai bentuk, macam, sifat manusia, yang mempunyai berbagai kekhasan yang berbeda beda. Dan kita dituntut untuk menghadapi itu semua. Seiring dengan berjalannya waktu, maka mau tidak mau batas kita untuk berlatih disana sudah habis, masih banyak yang sudah ngantri ingin berlatih juga. Dan kita sudah dianggap siap untuk mandiri. Sudah siap untuk menghadapi kehidupan diluar kampus.

Sudah saatnya memimpin kerajaan sendiri. Disana kita bisa mengatur sesuka hati, tunjuk sana tunjuk sini, panggil sana panggil sini. Kerajaan kecil yang bisa jadi tanpa bekal sama sekali. Tapi setidaknya kita sudah mempunyai kerajaan sendiri. Disana akan ada permaisuri yang akan senantiasa mendampingi dalam mengatur kerajaan kecil tersebut. Ya . . permaisuri. Punya peranan yang sangat penting untuk mensukseskan tegak berdirinya kerajaan itu. Dari rahim permaisuri akan lahir jundi-jundi yang akan siap menggantikan diri ini yang sudah uzur, sudah tidak produktif lagi, sudah tidak mampu untuk mengatasi kemauan rakyatnya. Harus ada regenerasi.

2. Back to masjid kampung
Sudah menjadi kepastian dalam kehidupan bermasyarakat, bila ingin dekat dengan umat maka mendekatlah kemasjid. Bagaimana mungkin kita akan menyerukan islam agar dihunjamkan dalam dada umat sementara kita tidak pernah kemasjid. Sungguh hal yang mustahil. Karena dimulai dari masjid itu kita bisa melakukan perbaikan yang ada dalam diri umat – kalau ada yang perlu diperbaiki.

Seperti yang pernah dilakukan Rasulullah, sewaktu tiba dimadinah, langkah awal yang beliau lakukan adalah mendirikan masjid, yang digunakan sebagai pusat kegiatan dalam mensyiarkan islam. Begitu juga masjid yang ada disamping rumah kita, punya peluang yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah.

3. Jadi da’i sebelum yang lain
Pada suatu saat murobbiku dalam menyampaikan materi pernah mengatakan, ”jadilah da’i sebelum menjadi yang lain”. Disana dijelaaskan bahwa setiap aktifitas kita adalah sebagai da’i, apapun pekerjaan kita. Menjadikan aktifitas seorang da’i lebih utama dan pertama. Sebagi da’i yang menjadi guru, da’i yang menjadi pengusaha, da’i yang menjadi dokter. Bukan sebaliknya, guru yang menjadi da’i dan seterusnya. Kalau seperti itu yang kita lakukan maka aktifitas dakwah hanyalah menjadi aktifitas sisa, aktifitas dakwah hanya menjadi pengisi waktu luang saja. Kalau sempat dakwah, kalau nggak sempat, nanti saja.

Setiap orang pasti mempunyai mimpi masing-masing. Dan inilah mimpiku, harapanku, cita-citaku serta keinginanku. Entah akan terealisasi kapan. Semoga Allah Ta’ala segera merealisasikan apa yang aku mimpikan. Dan aku yakin suatu saat nanti semua ini akan menjadi kenyataan. Suatu saat nanti . . . Selama Allah tidak menarik kenikmatan terbesar dalam diri ini, yang berupa kenikmatan iman dan kenikmatan islam.
Wallahu a’lam bish-shawab. []

Tulisan ini dibuat sebagai prasyarat mengikuti Dauroh Tarqiyah pada 21 Ramadhan 1427 H.

* * * * *

Rabu, November 01, 2006

Suatu Saat Nanti

Tak terasa kebersamaan kita hanya sebentar, begitu cepat berlalu. Entah kapan lagi kita akan berjumpa lagi. Semoga saja Allah Ta’ala masih memberi kita kesempatan untuk bisa berjumpa di lain waktu. Waktu dimana kita bisa menghabiskan hari-hari kita tanpa ada beban untuk bercanda, tertawa, bahagia, dan mengobati rasa kangen kita setelah sekian lama.

Dalam waktu yang lama itu kita persiapkan perbekalan kita, dengan bekal yang lebih besar dari bekal-bekal sebelumnya. Bekal yang harus kita persiapkan dalam pertemuan kita nanti agar mampu menjadikan pertemuan kita bisa menggentarkan alam ini. Dengan berbekal ilmu, kita akan menjadi pendekar yang sangat disegani diseluruh jagad raya.

Butuh keseriusan dalam kita mencari bekal. Tanpa keseriusan, maka bekal yang seharusnya sudah kita dapatkan tidak berhasil kita raih. Dan ini akan menjadikan pertemuan nanti akan sia-sia, karena segala mimpi yang sudah terekam dalam kepala kita tidak bisa kita wujudkan.

Berbekallah dengan bekal banyak dan berkualitas, agar kita mampu menguasai jagad raya ini. Berbekallah dengan bekal ruhiyah. Berbekallah dengan bekal jasadiyah. Berbekallah dengan bekal fikriyah.

Semoga dalam pertemuan kita nanti, kita mampu mewujudkan semua mimpi, harapan, dan cita-cita. Amin . . . .

SENDIRI SEJENAK

Kesendirian, mencoba berhenti sejenak dengan dari apa yang kita tekuni, kita sukai, bahkan sangat kita cintai. Dengan kesendirian kita mencoba merefresh agar apa yang kita tekuni, kita sukai dan kita cintai. Mencoba menghadirkan kembali kenangan masa silam sebagai ruh kekuatan untuk bekal esok hari. Mengevaluasi segala yang pernah terjadi, agar suatu saat nanti tidak berulang untuk yang kedua kali, kalau itu berupa kegagalan. Kalaupun berupa keberhasilan, dapat menjadi peluang yang senantiasa mampu kita kembangkan.


Kesendirian, bukan berarti lari dari kenyataan. Melainkan upaya untuk menyusun sebuah strategi baru, agar kita tidak jemu dengan apa yang kita lakukan. Kita semakin lama dituntut untuk senantiasa mengadakan kreatifitas-kreatifitas, yang dengan kreatifitas itu akan mampu membuat otak kita berkembang tidak mengalami kemandekan dalam berkarya.

Kesendirian, bisa jadi mampu membuat kita berfikir lebih matang, lebih dewasa, dan lebih bijak. Keputusan yang kita ambil bukan atas dasar nafsu, melainkan berasal dari sebuah perenungan yang mendalam dalam kesendirian kita. Keputusan yang tidak atas dasar keserakahan dunia.

Kesendirian, seperti yang dilakukan Rasulullah di gua hira. Hingga mampu membawa jiwa sangat peka terhadap lingkungan sekitar, lingkungan yang hampir diambang kehancuran. Yang dengan kesendirian itu Rasulullah didatangi malaikat untuk yang kali pertama yang menyeru ‘Iqra’.

Disinilah kita berusaha menjadi manusia yang mampu berfikir jernih, dewasa, dan matang. Semoga dengan kesendirian kita mampu menghadirkan potensi-potensi yang selama ini belum bermunculan dalam diri kita.