Jumat, November 03, 2006

Kesalahan yang kian terulang

Entah sudah berapa kali ku mengulang kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya. Kesalahan yang kian lama kian meledak, seperti meledaknya bom atom di hirosima dan nagasaki. Dan korban utamanya tidak lain dan tidak bukan adalah aku sendiri. Sangat ironis memang, kesalahan yang seharusnya bisa menjadi pelajaran tidak juga menjadikan ilmu untuk perbaikan, malahan menjadikannya sebagai pengalaman yang kian lama semakin piawai untuk melakukannya lagi.

Sudah matikah hati ini hingga hati ini tidak mampu merasakan bahwa kesalahan yang telah terjadi untuk kesekian kali itu suatu kesalahan yang besar. Suatu kesalahan yang hanya mampu diampuni dengan taubat nashuha. Suatu kesalahan yang hanya membawa kepada kehinaan diri. Suatu kesalahan yang hanya menghantarkan kepada kerendahan nurani.

Semuanya mengalir begitu saja, seperti mengalirnya magma merapi yang siap membakar semua yang dilaluinya tanpa belas kasihan. Semuanya terasa ringan seperti kabut asap yang beterbangan tanpa dosa yang membuat banyak manusia sesak nafas. Kesalahan itu terasa ringan, ringan, dan ringan.

Orang yang membuat kesalahan yang kesekian kalinya termasuk orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu. Sebaik-baik manusia adalah dia yang mampu meramu tiap apa yang dialaminya menjadi suatu yang bermanfaat untuk orang disekitar, baik peristiwa buruk maupun peristiwa baik kita.

Aku harus banyak-banyak berguru pada alam, yang banyak memberikan pelajaran akan akibat ulah tangan dan kejahilan manusia. Sudah saatnya aku harus menata hidup ini menjadi lebih teratur, tertib, dan rapi. Sudah saatnya.

0 komentar:

Posting Komentar