Rabu, November 01, 2006

SENDIRI SEJENAK

Kesendirian, mencoba berhenti sejenak dengan dari apa yang kita tekuni, kita sukai, bahkan sangat kita cintai. Dengan kesendirian kita mencoba merefresh agar apa yang kita tekuni, kita sukai dan kita cintai. Mencoba menghadirkan kembali kenangan masa silam sebagai ruh kekuatan untuk bekal esok hari. Mengevaluasi segala yang pernah terjadi, agar suatu saat nanti tidak berulang untuk yang kedua kali, kalau itu berupa kegagalan. Kalaupun berupa keberhasilan, dapat menjadi peluang yang senantiasa mampu kita kembangkan.


Kesendirian, bukan berarti lari dari kenyataan. Melainkan upaya untuk menyusun sebuah strategi baru, agar kita tidak jemu dengan apa yang kita lakukan. Kita semakin lama dituntut untuk senantiasa mengadakan kreatifitas-kreatifitas, yang dengan kreatifitas itu akan mampu membuat otak kita berkembang tidak mengalami kemandekan dalam berkarya.

Kesendirian, bisa jadi mampu membuat kita berfikir lebih matang, lebih dewasa, dan lebih bijak. Keputusan yang kita ambil bukan atas dasar nafsu, melainkan berasal dari sebuah perenungan yang mendalam dalam kesendirian kita. Keputusan yang tidak atas dasar keserakahan dunia.

Kesendirian, seperti yang dilakukan Rasulullah di gua hira. Hingga mampu membawa jiwa sangat peka terhadap lingkungan sekitar, lingkungan yang hampir diambang kehancuran. Yang dengan kesendirian itu Rasulullah didatangi malaikat untuk yang kali pertama yang menyeru ‘Iqra’.

Disinilah kita berusaha menjadi manusia yang mampu berfikir jernih, dewasa, dan matang. Semoga dengan kesendirian kita mampu menghadirkan potensi-potensi yang selama ini belum bermunculan dalam diri kita.

0 komentar:

Posting Komentar