Sabtu, Desember 23, 2006

Simbok, Namamu ...

Simbok ... Begitu saya akrab memanggil nama itu. Banyak orang yang terkesan aneh dengan panggilan saya tadi. Kenapa saya tidak memanggil dengan sebutan ibu, mama, umi, dan sebutan-sebutan yang lain. Entah mengapa. Sebenarnya saya juga ingin menyebut dengan panggilan panggilan tersebut, yang terkesan agak keren dan tidak ndesoni. Tapi ketika ingin memanggil dengan panggilan tersebut, yang keluar dari bibir ini tetap saja kata simbok ... simbok ... Sudah terbiasa panggilan tersebut saya ucapkan, mulai dari kecil, ya... hingga tidak tahu kapan pertama kali saya memanggil dengan nama itu.

Memang tidak cocok dengan panggilan saya kepada seorang ibu. Panggilan simbok terkesan bahwa ibu kita sudah terlihat sangat tua, tetapi mbok saya masih tergolong muda. Beliau baru melahirkan anak pertamanya beberapa tahun yang lalu, dan itu adalah saya sendiri. Ini yang terkadang tidak cocok dengan panggilan saya kepada seorang ibu.

Tapi tidak mengapa, apa salahnya dengan panggilan itu. Memang, memang kami orang ndeso, panggilan tersebut sangat wajar. Tapi banyak orang yang sekarang tidak pede dengan menyebut ibunya seperti itu, lebih pede dengan mama, mami, emak. Seolah olah hidup dilingkungan kota, bahkan ini malah yang bisa jadi terkesan ndesoni, karena wagu atau tidak cocok dengan ndesonya.

Apa arti sebuah sebutan, menurut saya semua panggilan sama saja, tidak ada bedanya, yang terpenting adalah rasa kasih sayang kita sebagai anak kepada seorang ibu. Disilah letak terpenting dari balasan kita kepada seorang ibu, dan seandainya mbok saya meminta saya untuk memanggil dengan sebutan umi, mama, ibu untuk lebih menyenangkan hatinya, maka tanpa ucapkata untuk menolaknya.

0 komentar:

Posting Komentar